Asah Bola Bawah



MALANG- Sekalipun dipaksa bermain imbang 0-0 oleh Persegres Gresik United dalam lanjutan Indonesia Super League (ISL) 2011-2012 pekan lalu, head coach Arema, Suharno tetap memberi pujian kepada barisan pertahanan dan lini tengah skuad besutannya.
Pelatih yang musim ini mulai menukangi Singo Edan per 10 Mei 2012 tersebut menyebut dua sektor itu tampil efektif menjalankan instruksinya.Yang patut disayangkan kala itu adalah moncernya penampilan para gelandang dalam memainkan ritme serta kedisiplinan sektor pertahanan dalam mengantisipasi setiap ancaman lawan tidak dibarengi akurasi penyelesaian akhir yang mumpuni oleh barisan penyerangan.
Terbukti 20 peluang yang diciptakan Alain N’Kong dkk terbuang percuma karena tak satupun membuahkan gol. Namun meski menuai pujian, bukan berarti tim pelatih Singo Edan lantas puas dengan kinerja lini tengah dan lini belakang. Justru waktu yang ada dimanfaatkan betul oleh Suharno untuk terus meningkatkan koordinasi sektor gelandang dan pertahanan. Seperti terlihat dalam sesi latihan tim di Champion Futsal Araya pagi kemarin.
Lewat sesi internal game lima lawan lima, pelatih berlisensi A AFC itu coba mengasah kerjasama para gelandang macam Catur Pamungkas, Ferry Aman Saragih dan Hendro Siswanto. Dua nama yang disebut terakhir selama ini menjadi opsi utama lini tengah klub berlogo kepala singa.
“Hari ini (kemarin, Red) walaupun kita latihan di lapangan futsal, tapi ada penekanan khusus untuk para gelandang,” ujarnya kepada Malang Post. Materinya tak lain adalah memperagakan permainan passing pendek dari kaki ke kaki. Suharno agaknya memaksimalkan permainan bola bawah yang cepat untuk memenangkan duel di second line saat menantang Persela.
“Kita asah kerjasama bola-bola bawah. Sentuhan bola benar-benar harus diperhatikan,” tandas mantan pelatih Persiwa Wamena itu. Selain lini tengah, sektor lain yang digenjot adalah lini belakang. Steven Hesketh dkk juga melahap menu game untuk mengantisipasi tiap serangan seefektif mungkin.
“Kita perhatikan juga koordinasi lini pertahanan. Persela punya striker dan barisan sayap yang berbahaya. Jadi benar-benar harus diantisipasi sedini mungkin sebelum menjadi ancaman,” tukas Suharno.
Kewaspadaan entrenador yang sebelumnya sempat mengarsiteki Arema di era Ligina III itu lantaran sudah mempelajari kekuatan Persela sepanjang musim ini. Baik bermain di kandang maupun di luar kandang, skuad besutan Miroslav Janu terkenal sangat trengginas.
Bomber andalan mereka, Mario Costas bahkan sudah mencetak 21 gol. Belum lagi Gustavo Lopes dan Jemmy Suparno yang masing-masing sudah membukukan delapan dan lima gol. (tom/bua)

Unknown

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar