Sampai saat ini bahasa walikan (dibaca dari belakang) ini popular dipergunakan oleh anak muda Malang. Menurut sejarah asal muasal bahasa walikan dimulai pada saat jaman perjuangan Gerilya Rakyat. Eksistensi bahasa walikan pada saat ibu berfungsi sebagai alat komunikasi rahasia antar sesama pejuang dan sekaligus menjadi identitas untuk mengenal kawan ataupun lawan.
Bahasa walikan efektif dipergunakan pada saat perjuangan dikarenakan banyak mata-mata Belanda yang juga menggunakan bahasa Jawa, Jadi dengan penggunaan bahasa walikan akan meminimalisisr bocornya strategi perjuangan para gerilyawan ke tangan penjajah Belanda
Bahasa walikan bukanlah sebuah kata sandi karena bahasa ini sifatnya terbuka, kaya perbendaharaan kata, sekaya bahasa yang ada. Selain itu bahasa walikan juga tidak mengikuti aturan umum dan baku, yang sulit dipahami dan dimengerti bagi orang awam sekalipun.
Penggunaan bahasa walikan (osob kiwalan) kera ngalam (bahasa terbalik anak muda malang) masih mengunakan induk bahasa jawa. Beberapa istilah-istilah di bawah ini Bahasa Jawa memang cukup beragam corak dialeknya, keragaman ini dipengaruhi banyak factor juga. Salah satu yang cukup dominant berpengaruh adalah posisi daerahnya, dimana daerah tersebut berinteraksi lansung dengan beberapa bahasa lain disekitarnya.
Bahasa walikan ini sekarang sudah berbaur dengan bahasa Malangan, bahkan, sudah menjadi trade mark warga Malang. Bahkan sudah menjadi bahasa gaul dari berbagai kalangan, baik yang muda, ang tua, kalangan pelajar mahasiswa atau warga di aktifitas yang lainnya. Salah satu fungsi nyata bahasa walikan ini adalah memperkuat modal social masyarakat berupa semakin eratnya hubungan persaudaraan,saling percaya dan bisa bekerja sama disemua sector.
Kalau dicermati maka ada beberapa kata yang khas asli malang antara lain seperti genaro (orang), ebes (orang tua), ojir (uang), sedangkan kata lainnya, adalah walikan dari bahasa yang umum Misalnya, kadit itreng (tidak ngerti), nakam (makan), nganal (laki-laki), kodew (perempuan), dan silup (polisi). lecep (pecel), sam (mas), kampes (sempak), kubam (mabuk), dan ngetem (meteng).#Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar